BAB IV
REGRESI LINIER BERGANDA
1. Rangkuman
Regresi linier berganda yaitu variable x berjumlah 2, 3 atau lebih. Jumlah X yang lebih
dari satu tersebut terkenal dengan istilah Regresi Linier Berganda atau
multiple linier regression. Bertambahnya jumolah variable X hingga lebih dari
satu sangat memungkinkan karena dalam keilmuan sosisal semua faktor atau
variable saling berkaitan atara satu dengan yang lainnya. Perubahan model dari
bentuk single ke bentuk multiple mengalami beberapa perubahan : 1) jumlah
variablenya bertambah sehingga spesifikasi model dan data terjadi perubahan. 2)
rumus perhitungan nilai B mengalami perubahan. 3) Jumlah degree of freedom
dalam menentukan t juga berubah.
Penulisan model regresi linbier berganda merupakan
pengembahangn dari model regresi linier tunggal. Perbedaannya hanya terdapat
pada jumlah variable x saja. Dalam regresi linier tunggal hanya satu X, tetapi
dalam regresi linier berganda X lebih dari satu.
Perlu
diingat bahwa penulisan model sangat beragam. Hal ini dapat dimengerti karena
penulisan model sendiri hanya bertujuan sebagai teknik anotasi utuk memudahkan
interpretasi.
Penghitungann nilai parameter menggunakan metode OLS dalam
regresi linier berganda dimaksudkan untuk mendapatkan aturan dalam mengestimasi
parameter yang tidak diketahui. Prinsip yang terkandung dalam OLS sendiri
adalah untuk meminimalisasi perbedaan jumlah kuadrat kesalahan (sum of square)
antara nilai observasi Y dengan Ŷ. Telah dikemukakan bahwa pencarian nilai b
pada single linier berbeda dengan multiple linier. Perbedaan ini muncul karena
jumlah variable penjelasnya bertambah. Semakin banyak variable X ini maka
kemungkinan yang menjelaskan model juga mengalami perubahan. Dalam single
linier kemunngkinan perubahan variable lain tidak terjadi, tetapi dalam
multiple linier hal itu terjadi.
Besarnya a1 pada tahap ketiga inilah yang merupakan nilai
pasti atau net effect dari perubahan 1 unit X1 terhadap Y, atau menunjukan
kemiringan (slope) garis U atas terhadap variable X1. Logika dari teori tersebut
yang mendasari rumus yang digunakan untuk menentukan koefisien regresi linier
parsial (partial regression coefficient)
Nilai dari parameter b1 dan b2 merupakan nilai dari stau
sampel. Nilai b1 dan b2 bergantung pada jumlah sampel yang ditarik. Penambahan
atau pengurangan akan mengakibatkan perubahan rentangan nilai b. perubahan
rentang nilai b1 dan b2 diukur dengan standart error. Semakin besar standart
error mencerminkan nilai b sebagai penduga populasi semmakin kurang
respresentatif, sebaliknya jika standart error semakin kecil maka keakuratan
daya penduga nilai b terhadap populasi semakin tinggi. Perbandingan antara
nilai b dan standart error ini memunculkan nilai t.
Nilai t merupakan hasil bagi antara b dengan sb, pencarian
nilai t memounyai kesamaan dengan model regresi linier sederhana hanya saja
pencarian sb nya yang berbeda. Dengan diketahuinya nilai t hitung masing-masing
maka dapat digunkan untuk mengetahui signifikansi tidaknya variable penjelas
dalam mempengaruhi variable terikat. Untuk dapat mengetahui apakah signifikan
atau tidaknya nilai t hitung tersebbut maka perlu membandingkan dengann nilai t
table.apakah niolai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t table,
maka variable penjelas tersebut signifikan, sebalikanya jikai nilai t hitung
jauh lebih kecil dari t table maka variable penjelas tersebut tidak signifikan.
Disamping menguji signifikansi dari masing-masing variable,
kita dapat pula menguji determinasi selouruh variable penjelasnya yang ada
dalam model regresi. Pengujian ini biasanta disimbolkan dengan koefisien
regresi yang biasa disimbolkan deng R2. Koefisien determinasi pada dasarnya
digunakan untuk mengukur goodness of fit dari persamaan regresi, melalui hasil
pengukuran dalam bentuk prosentase yang menjelaskan determinasi variable
penjelas (X) terhadap variable yang dijelaskan (Y). koefisien determinasi dapat
dicari melalui hasil bagi dari total sum of square (TSS) atau variasi Y
terhadap explained sum of square (ESS) atau variasi yang dijelaskan Y. dengan
demikian kita dapat mendefinisikan lagi R2 dengan arti rasio antara variasi
yang dijelaskan Y dengan total variasi Y. Total variasi Y (TSS) dapat diukutr
menggunakan derajat deviasi dari masing-masing observasi nilai U dari
rata-ratanya. Hasil ini kemudian dijumlahkan hingga mencakup seluruh observasi.
Pengujian tingkat signifikansi variable tidak hanya
dilakukan secara individual saja, seperti dilakukan denga uji t, tetapi dapat
pula dilakukan pengujian signifikansi semua variable penjelas secara serentak
atau bersama-sama. Pengujian secara serentak tersebut dilakukan dengan teknik
analisis of variance (ANOVA) melalui pengujian nilai F hitung yang
divbandingkan dengan nilai F table. Pada prinsipnya teknik ANOVA digunakan
untuk menguji distribusi atau variansi means dalam variable penjelas apakah
secara proporsional telah signifikan menjelaskan variasi dari variable yang
dijelaskan. Untuk memastikan jawabannya, maka perlu dihitung rasio antara
variansi means (variance between means) yang dibandingkan dengan variasi di dalam
kelompok variable (variance between group). Hasil pembandingan keduanya itu
menghasilkan nilai F hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai F table.
Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka secara serentak
seluruh variable penjelas yabng ada dalam model signifikansi mempengaruhi
variable terikat Y. sebaliknya jika nilai F hitung lebih kecil dari nilai F
tabel maika tidak secara serentak sellurugh variable penjelas yang ada dalam
model signifikansi memoengaruhi variable Y.
2. Kesimpulan
Model regresi linier berganda
Penulisan model regresi linbier berganda merupakan
pengembahangn dari model regresi linier tunggal. Perbedaannya hanya terdapat
pada jumlah variable x saja. Dalam regresi linier tunggal hanya satu X, tetapi
dalam regresi linier berganda X lebih dari satu.
Metode OLS
Prinsip yang terkandung dalam OLS sendiri adalah untuk
meminimalisasi perbedaan jumlah kuadrat kesalahan (sum of square) antara nilai
observasi Y dengan Ŷ. Telah dikemukakan bahwa pencarian nilai b pada single
linier berbeda dengan multiple linier.
Nilai t
Nilai t merupakan hasil bagi antara b dengan sb, pencarian
nilai t memounyai kesamaan dengan model regresi linier sederhana hanya saja
pencarian sb nya yang berbeda. Dengan diketahuinya nilai t hitung masing-masing
maka dapat digunkan untuk mengetahui signifikansi tidaknya variable penjelas
dalam mempengaruhi variable terikat.
R2
Koefisien determinasi pada dasarnya digunakan untuk mengukur
goodness of fit dari persamaan regresi, melalui hasil pengukuran dalam bentuk
prosentase yang menjelaskan determinasi variable penjelas (X) terhadap variable
yang dijelaskan (Y).
Nilai F
Karena uji F adalah membandingkan antara nilai F hitung
dengan nilai f tabel, maka penting untuk mengetahuo bagaimana nilai F hitung
ataupun nilai F tabel.
3. Jawaban Pertanyaan
a. Regresi Linier Berganda adalah
hubungan secara linier antar dua atau lebih variable indipenden (X1
, X2 . . . Xn) dengan variable dependen (Y)
b. Model Regresi Linier Berganda
Y
= A + B1 X1 + B2 X2 + . . . Bn Xn
c. Arti notasi Model regresi
Y
: Variable Dependen
X1
, X2 . . . Xn : Variable Independen
A
: Konstanta
B
: Koefisien Regresi
d. Konstanta adalah nilai Y apabila X1
, X2 . . . Xn = 0
e. Koefisien regresi adalah nilai
peningkatan atau penurunan
f. Regresi Linier sederhana : hanya
melibatkan 2 variable
Regresi Linier berganda ; melibatkan 2 atau lebih variable
g. Karena Jumlah variable penjelasannya
bertambah, semakin banyak variable independent (X) maka kemungkinan –
kemungkinan yang menjelaskan model juga mengalami pertambahan.
h. Rumusan nila T mengalami perubahan
karena nilai B1 dan B2 tergantung pada jumlah sampel yang ditarik.
i. Rumus T
j. Kegunaan nilai F : untuk melakukan
pengujian signifikan semua variable penjelasan secara serentak atau bersama
sama dengan menggunakan teknik Anova
k. Menentukan nila t signifikan
l. Rumusan determinasi (R2) antara
regresi linier berganda dan sederhana itu sama karena mengukur proporsi
variable dependen yang dijelaskan pleh variasi variable independen.
m. Variable penjelas dapat dianggap sebagaui predictor terbaik
dalam menjelas kan Y karena variable penjelas mewakili / signifikan terhadap Y
sehingga diperlukan adanya pengkajian terlebih dahulu sebelum penelitian.
u SUPAWI PAWENANG,MODUL EKONOMETRIKA,UNIBA:2017
Komentar
Posting Komentar